SUKABUMI - Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Sukabumi terus meningkat. Tercatat dari Januari hingga Juni 2013 ini temuan kasus baru HIV dan AIDS mencapai sebanyak 47 kasus. Padahal dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2012 lalu, Kasus HIV dan AIDS ini hanya mencapai 22 kasus. Bahkan, pada 2011 temuan kasus tersebut sebanyak 14 kasus saja.
“Dari data yang ada kasus HIV dan AIDS mengalami kenaikan setiap tahunnya,” ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi, Asep Suherman, kepada wartawan di sela-sela rapat koordinasi KPA di Gedung Negara Pendopo Sukabumi, beberapa waktu lalu.
Asep menambahkan, jumlah penderita HIV dan AIDS sejak 2004 hingga 2013 ini telah mencapai sebanyak 250. Dijelaskan Asep, penularannya sendiri masih disebabkan karena penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik yang mencapai sekitar 51,97 persen. Sementara sisanya ditularkan melalui hubungan seks tidak sehat sekitar 12,15 persen. Hal ini lanjut dia, harus disikapi serius oleh semua pihak. Salah satunya dengan menggiatkan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV dan AIDS.
“Rata-rata penderita berusia antara 20 tahun hingga 29 tahun. Hingga kini jumlah penderita HIV dan AIDS yang meninggal mencapai sebanyak 90 orang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sukabumi, Adrialty Samsul menambahkan, penderita HIV dan AIDS tersebar merata di 47 kecamatan. Namun, penderita terbanyak tersebar di beberapa kecamatan seperti Cibadak, Sukabumi, Cisaat, Sukaraja, Parungkuda, dan Palabuhanratu.
Adapun upaya menangani kasus HIV dan AIDS, kata Adrialty, Dinkes sendiri telah melibatkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa). Sasaran sosialisasi pencegahan di antaranya komunitas waria, laki-laki suka laki-laki atau gay, dan lain sebagainya. Disamping itu, Ketua KPA Kabupaten Sukabumi sekaligus Bupati Sukabumi, Sukmawijaya berjanji akan memberikan perhatian khusus dalam penanganan HIV dan AIDS. “Saya akan terjun langsung memimpin penanganannya,” cetus dia.