SUKABUMI - Para perajin tahu dan tempe di Kabupaten/Kota Sukabumi mulai
berproduksi kembali, Rabu (11/9). Sebelumnya, para perajin menggelar
aksi mogok produksi sejak Senin (9/9).
"Sebagian perajin sudah
aktif kembali memproduksi tahu dan tempe," terang Koordinator Perajin
Tahu Tempe Kabupaten Sukabumi, Dadang Jamaludin.
Sehingga,
masyarakat sudah bisa lagi menemukan keberadaan tahu tempe di pasaran.
Menurut Dadang, aksi mogok yang digelar selama dua hari lalu tersebut
dinilai sudah cukup untuk menyuarakan aspirasi para perajin. Terlebih,
selama mogok para perajin tidak mendapatkan pemasukan dari aktivitas
penjualan tahu tempe.
Dadang mengatakan, para perajin kini
menunggu respon dari pemerintah terkait mahalnya harga kedelai.
Informasi yang diperolehnya pemerintah akan mempercepat impor kedelai
dari luar negeri.
Namun, kata Dadang, pemerintah harus memikirkan
solusi jangka panjang terkait permasalahan kedelai. Jangan sampai
masalah mahalnya kedelai terjadi setiap tahun dan merugikan para perajin
tahu tempe.
Pengurus Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kota
Sukabumi, M Badar menambahkan, aksi mogok hanya salah satu bagian dari
perjuangan para perajin memprotes mahalnya harga kedelai. "Kami berharap
pemerintah bergerak cepat mengendalikan harga kedelai," imbuhnya.
Badar
menuturkan, perajin berharap Bulog dapat berperan sesuai fungsinya.
Khusunya menjalankan amanat dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32
Tahun 2013 tentang Penugasan Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan
Penyaluran Kedelai.